APA ITU PUBLIC SPEAKING? DAN BAGAIMANA MELATIHNYA?
Ada banyak alasan mengapa seseorang tidak memiliki kemampuan public speaking meski hampir semua orang bisa berbicara. Sebenarnya Public Speaking atau berbicara dihadapan orang banyak seperti pidato, ceramah, memberikan sambutan disebuah acara, menjadi narasumber disebuah seminar, atau yang paling kecil berbicara didepan kelas saat presentasi tugas, dll, itu semua bisa di dipelajari dan itu semua ada ilmunya.Berikut ini seluk beluk public speaking yang telah SenoWorker berhasil rangkum dan sedikit jabarkan, dari pelatihan online di aplikasi Ruang Kerja yang Ditutori/diajar langsung oleh Iman Usman yang merupakan Co-Founder dan CPO Ruang Guru, melalui sebuah video.
- What - Apa yang akan kamu deliver atau sampaikan, apakah itu materi pelajaran, materi pengembangan diri, materi profil perusahaan, materi seminar dll. pahami apa yang akan kamu sampaikan, memahami apa yang akan kamu sampaikan menjadi kuci awal yang harus benar-benar kamu genggam.
- How to - Setelah kamu mengetahui dan memahami apa yang akan kamu deliver. Tahap selanjutnya adalah bagaimana kamu akan men-deliver. entah itu dengan formal, dengan santai, dengan gaya pidato, dengan presentasi power point, dengan ilustrasi film, dsb.
- How to make it better - Tahap terakhir adalah bagaimana kamu men-deliver/menyampaikan dengan lebih baik.
Maka jika ketiga kerangka utama ini disatukan, bangunan pengetahuan pubilc speaking yang hendak dibangun adalah, what is your story (apa yang kamu ceritakan) materi pelajaran? profil perusahaan? pidato kemerdekaan? atau apa.
Buat materi yang akan kamu sampaikan menjadi seperti sebuah "cerita". dalam arti menarik untuk didengarkan, runtut, dan mudah ditangkap maksud pembicaraannya, layaknya kamu becerita tentang ketemuanmu sama gebetan.
Setelah membuat sebuah story dari materimu, selanjutnya adalah delivery the experience (menyampaikan pengalaman). Bedanya experience dan story ada pada kedalaman apa yang kamu sampaikan, dan bagaimana kamu melibatkan penonton.
Jika story itu lebih ringan, mengalir, dan audience hanya diposisikan sebagai pendengar saja. sedangkan experience itu lebih dalam, dan melibatkan audience sebagai bagian dari apa yang kamu sampaikan.
Setelah tahap story dan experience telah kamu lalui. tahap paling akhir adalah Refine and Rehearse yakni berkaitan dengan berbagai persiapan sebelum tampil.
1. Creat Your Story (Membuat Cerita)
Membuat story dari apa yang akan kamu sampaikan. perhatikan hal-hal berikut ini agar hasilnya terarah dengan baik :
- Focus on your major idea (Fokus pada ide utamamu)
Tentukan ide/pesan apa yang sebenarnya mau kamu sampaikan. cara nya dengan tahapan-thapan berikut: pertama tentukan goal, kedua tentukan major idea, ketiga buat structurenya bagaimana. contoh:
- Focus on your major idea (Fokus pada ide utamamu)
Pertempuran 10 november di surabaya (Major idea), audience mengetahui kalau pertempuran 10 november di surabaya adalah pertempuran antara rakyat surabaya melawan inggris dan jendral mallaby tewas terbunuh disana (goal).
Sedangkan structure adalah bagaimana kamu memaparkan major idea agar terhubung dengan goal.
- Introduce the antagonist & protagonis (memperkenalakan tesa dan antitesa)
Membuat perbandingan, seperti halnya tokoh bawang merah bawang putih. dan apa yang kamu sampaikan harus berada dipihak bawang putih. contoh:
- Introduce the antagonist & protagonis (memperkenalakan tesa dan antitesa)
Pertempuran 10 november diatas dan kamu berada di pihak rakyat surabaya. contoh lagi: stev job mempresentasikan produk barunya yaitu IphoneX yang digadang-gadang memiliki camera dengan kemampuan low light yang mumpuni dibandingkan handphone Z yang memiliki kempuan low light standar.
Iphone X adalah bawang putih dan Handphone Z adalah bawang merah. Kesan IphoneX lebih bisa diandalkan akan semakin kuat. demikianlah kamu membuat Story dibagian ini.
- Use visual aids only whent it's necessary (menggunakan ilustrasi hanya jika dibutuhkan)
Ketika storynya sudah terbentuk, dan poin-poin yang akan disampaikan sudah ditentukan. selanjutnya adalah buat visual (powerpoint, dsb) hanya jika perlu. sebab yang terpenting adalah pesan yang kamu sampaikan bukan visual apa yang kamu gunakan.
- Use visual aids only whent it's necessary (menggunakan ilustrasi hanya jika dibutuhkan)
Untuk dapat menilai kapan perlu dan kapan tidak perlu menggunakan visual. kamu bisa menggunakan tahapan-tahapan berikut. Thinking, Sketching, Skripting, building slide, Rehersing.
Fokuskan 70% waktumu untuk melakukan thinking mengenai struktur pesan, dan point-poitnt apa yang akan kamu sampaikan. sketching atau membuat sketsa tata letak seperti grafik, illustrasi, gambar dll. skripting atau membuat beberapa goal (seperlunya). Setelah Thinking, Sketching, Skripting selesai baru lah membuat Slide (Power point) dan Rehersing.
- Struture is the key (Struktur adalah kuncinya)
Structur paling gampang dalam hal apapun seperti menulis, pidato, dsb. Selalu ada opening (hook, grabbing), Isi (key poin), dan Konklusi yang bisa diisi dengan mengulang poin-poin yang sudah disampaikan, atau memberi pernyataan bahwa apa yang disampaikan baru awal lalu merekomendasikan buku-buku tertentu utuk bisa mendalami secara mandiri, juga bisa. atau membuat semaca akronim untuk mengingat poin tertentu.
2. Delivering The Experience
Pada bagian ini kamu harus membuat bagaimana Story yang sudah kamu buat menjadi sebuah experience/pengalaman bagi audience. caranya bagaimana? gini caranya:
- Give a reason for audience to care
Berikan alasan kepada audience kenapa mereka harus memeprhatikan atau mendengarkan apa yang akan kamu sampaikan. Buat rasionalisasi yang dapat menggugah rasa peduli, rasa butuh dan antusiasme pada audience. buat contoh yang related dengan audience. Semisal kamu mau menyampaikan materi tentang "profesionalisme kerja".
Kemudian agar audience tertarik pada apa yang kamu bicarakan, kamu memberikan rasionalisasi seperti :
profesionalisme kerja itu penting untuk masa depan karir kalian. karena betapa banyak orang yang bekerja selama bertahun-tahun tapi karirnya jalan di tempat.
Salah satu penyebabnya karena mereka tidak memiliki profesionalisme kerja. oleh karena itu, saya ada didepan kalian untuk menyampaikan materi tentang profesionalisme kerja agar kalian memilikinya dan karir kalian perlahan-lahan menanjak.
- Build your idea with familiar concept
Kalian juga bisa membangkitkan antusiasme audience pada apa yang kamu sampaikan dengan membuat ide atau konsep yang familiar bagi audience. seperti mengaitkan materi pembahasanmu dengan hal-hal yang dekat dalam kehidupan sehari hari. - Ideas worth sharing
Pertama karena important enought (cukup penting), kedua clear enought (cukup jelas). contoh gampangnya seperti saat kamu melihat video di youtube kemudian kamu men-share video yang kamu tonton tersebut, karena merasa video tersebut cukup penting dan cukup jelas harus diketahui oleh orang banyak.
Seperti video itulah seharusnya ide mu atau materi yang kamu sampaikan kepada audience disusun saat melakukan public speaking.
- Authenticity
Maka temukanlah cara versi kamu, saat kamu terinspirasi ingin menjadi seperti orang yang menginspirasimu itu.
Gampangnya terapkan prinsip inovasi ATM (amati, tiru, modifikasi). contoh kamu terinspirasi public speaking yang dilakukan mario teguh misalnya, maka amati cara beliau melakukan publikc speaking, setelah itu cobalah untuk meniru, dan setelah mencoba meniru buatlah menjadi versi dirimu sendiri.
Dengan memiliki authenticity kamu akan merasa nyaman menjadi public speaker, dan saat menyampaikan materi presentasi akan sampai kepada audience.
3. Refine & Rehearse
Berlatih dan memperbaiki hasil latihan harus kamu lakukan berulanng-ulang, dengan berlatih dan memperbaiki hasil latihan, kamu akan tampil lebih bagus dan lancar.
kecuali kamu sudah benar-benar terbiasa melakukan public speanking dengan materi yang sama berulang ulang, itu pun kamu tetap harus memikirkan poin-poin apa yang akan disampaikan. agar nanti latihanmu terarah dan optimal, perhatikan hal-hal ini:
- Mastering the stage presence
Apakah audienc mu anak-anak muda, orang tua, petinggi perusahaan, komedian, petani, dsb, untuk mengenali audience mu, kamu bisa bertanya kepada panitia, atau datang lebih awal di tempat acara untuk mengobrol dengan mereka, ada banyak cara yang bisa kamu lakukan.
Setelah tau siapa audiencnya, kamu juga harus tau set up acaranya bagaimana, siapa duduk dimana, kamu speech disebelah mana, speech dg duduk atau berdiri, tampil setelah dan sebelum siapa,dll.
Dengan mengetahui set up kamu akan tahu bagaimana dan kapan kamu harus melakukan beberapa penyesuaian diri.
Sampaikanlah materi mu dengan melakukan eye contact pada audience, badan tegap jangan membungkuk (open gesture) agar terlihat siap dan fresh, dan gunakan gerakan-gerakan tangan secukupnya untuk melakukan penekanan-penekanan atau penguatan pada beberapa kata maupun kalimat.
- Minimizing/eliminating verbal graffity
Daripada kamu mengatakan eeee, eee apa yah, eee apa namanya atau emmm. saat menyampaikan materi lalu mengalami kebingungan atau memikirkan apa yang mau disampaikan, lebih baik dan lebih profesional jika kamu diam tanpa suara.
Bagian yang paling rawan memunculkan vocal filler adalah saat transisi dari satu poin pembahasan ke poin pembahasan berikutnya.
Cara menghilangkan verbal graffity atau vocal filler adalah dengan membiasakan diri diam saat bingung seperti yang sudah dijelaskan diatas. kemudian cobalah berlatih dengan bicara selama 2-3 menit tanpa ada vokal filler.
Selain dengan latihan, verbal graffity juga dapat dikurangi dengan aware atau sadar dengan apa yang sedang kamu bicarakan.
- The since of understanding your audience
4. Handling Fear
Kuasai rasa takutmu saat melakukan public speaking, agar audience pun nyaman saat menyimak, dan tertarik dengan materi yang ksmu sampaikan.
Agar rasa takutmu dapat terkendali, kamu bisa melakukan beberapa hal, salah satunya sudah di sebutkan diatas, seperti mengenali siapa audience nya, bagaimana set up acaranya.
Selanjutnya adalah dengan melakukan organize your speech/ atur dengan baik pidatomu mulai dari poin yang akan disampaikan, urutan penjelasan poin, alur pemaparan, sehingga semuanya runut dan terarah dengan baik alias tidak acak-acakan.
Understanding your subject artinya kamu harus tau, paham dan menguasai apa yang kamu bicarakan, jika kamu tidak paham apa yang kamu bicarakan, bagaimana audience bisa paham. Hal ini juga menjadi salah satu sebab kenapa orang gak percaya diri, bahkan balank saat mau public speaking.
Record, watch, analyze, saat kamu latihan, rekam lah kemudian tonton hasil rekamanmu, lalu analisi apa yang harus dipertahankan, mana yang harus di tingkatkan, dibagian mana yang harus diperbaiki.
Jika ada yang bilang berlatih lah depan kaca, itu saran yang kurang efektif, lupakanlah cara kuno itu. karena kamu akan sibuk liatin diri kalian sendiri, bukan pada bagaimana kamu menyampaikan pesan. dan cara berlatih didepan kaca juga akan membuatmu mengkritisi diri pada saat yang sebenarnya belum waktunya, seperti diawal atau ditengah latihan. padahal latihanya belum selesai.
Get audienc and ask for feedback, cari orang yang bisa menilai latihanmu dengan baik, lalu mintai pendapatnya apa yang harus diperbaiki, ditingkatkan, dan dipertahankan.
Upayakan orang yang kamu cari atau pilih sebagai penilai adalah orang yang tau mengenai topik apa yang kamu sampaikan, dan dia merupakan sample "jenis" orang yang akan kamu temui saat melakukan public speaking yang sesungguhnya.
Manage your gesture, jangan banyak gerak dengan mondar-mandir berpindah tempat berulang-ulang yang sebenarnya tidak perlu. sebab menyebabkan audience tidak nyaman, pusing, dan tidak fokus. jikapun gerak melakukan perpindahan tempat, usahakan pada saat menyampaikan poin yang tidak terlalu penting.
Kemudian kembali diam atau jangan bergerak saat menyampaikan poin yang penting. atur gesturmu dengan tepat, baik eye contac, open posture, dan hand gesture.
Sebab Body language dan vocal tone kamu menentukan 63% efektifitas komunikasi.
Do not read, lakukanlah public speaking tanpa baca, sekalipun megang catatan atau pakai power point, catatlah pointnya saja yang kemudian kamu jelaskan/jabarkan tanpa membaca.
Audio Visual, pastika gambar, font, animasi/illustrasi, dll pada power point/media presentasi lainya selaras dengan baik dan terlihat profesional.
Pay attention to your timing, perhatikan alokasi waktu dengan tepat. perhitungkan kalau kamu bicara tentang poin A sekian menit, poin B sekian menit, sampai selesai membutuhkan sekian menit.
Jangan sampai mengambil alokasi waktu pembicara lain dan jangan sampai audience lost interest karena terlalu lama dan banyak bicara.
Real stage "experience matters", mau sebanyak apapun kamu latihan, tapi tidak pernah tampil sebagai public speaker, ya skill public speakingmu tidak akan tumbuh berkembang.
Cobalah mencari peran dimana pun dan kapanpun yang menuntutmu berbicara di hadapan orang banyak (real stage), hal ini akan membuat latihan public speaking mu lebih maksimal.
Post a Comment