3 Cara Jitu Memotivasi Diri Sendiri
Lika-liku kehidupan sering kali melahirkan orang-orang tangguh, sukses dan juara, disisi lain juga meremukan asa dan harapan hidup seseorang.
Salah Satu faktor penting yang mempengaruhi daya juang dan harapan dalam hidup seseorang adalah kecerdasan emosi untuk memotivasi diri sendiri.
Dilansir dari pijarpsikologi.com bahwa keceradasan emosi memiliki peranan yang lebih besar dibanding faktor-faktor lainya seperti (IQ), dan keahlian/keterampilan. Jika di persentasekan, kecerdasan emosional mempengaruhi kesuksesan seseorang sebesar 85%-90%. Sebuah persentase yang besar dan tak pernah kita sadari sebelumnya bukan?
Ciri utama seseorang memiliki kecerdasaan emosi yang baik diantaranya mampu menegenali emosi yang sedang dirasakan, kemudian mampu mengelola emosi, mampu memotivasi diri sendiri, dapat mengenali emosi orang lain dan dapat membina hubungan yang baik dengan orang lain.
Emosi dibagi kedalam dua kelompok besar, yakni emosi positif (gembira, ceria, bersahabat, bersukur, akrab, optimis, percaya diri, dll) dan emosi negatif (ngeluh, putus asa, rendah diri, marah, negatif thinkking, pesimis, dll).
Jika ada ciri kecerdasan emosi yang tidak ada pada dirimu, bukan berarti kamu gagal, keerdasan emosi bisa dpelajari dan diperbaiki. Namun pada kesempatan ini, Senoworker akan berfokus pada cara bagaimana memotivasi diri sendiri. Hal-hal yang harus diperhatikan agar mampu memotivasi diri sendiri diantaranya:
1. Kesadaran Bahwa Setiap Kita Adalah Pemimpin
Kesadaran bahwa setiap kita adalah pemimpin, minimal bagi diri kita sendiri, akan memunculkan kemampuan self-leadership.
Orang yang memiliki self-leadership ialah orang yang mengenal dirinya sendiri, orang yang mengenal dirinya sendiri pada akhirnya akan mampu memotivasi dirinya sendiri.
Lalu timbul pertanyaan, bagaimana cara mengenal diri sendiri?
Sederhana saja, buatlah list/daftar tentang kelebihan-kelebihanmu (misal kreatif, suka menulis, percayadiri, mudah bergaul, cepat beradaptasi, dll) dan kekurangan-kekuranganmu (misal menunda-nunda pekerjaan, tidak serius saat belajar, suka bermalas-malasan, selalu negatif thinking, pesimis, dll). Tulis dengan jujur apa adanya.
Fungsi dari catatan tersebut diatas untuk memudahkan kamu mengidentifikasi kebiasaan, sifat, dan sikap apa yang harus dipertahankan, ditingkatkan, dan dibuang jauh-jauh dari dirimu. Sehingga kamu lebih fokus meningkatkan kualitas diri sendiri.
Cara yang pertama ini membutuhkan keterbukaan untuk mau memperbaiki diri. Mulai-lah dengan melakukan aktifitas positif dari bangun pagi sampai tidur lagi, dan lakukan dengan disiplin setiap hari disertai prasangka baik pada yang Maha Kuasa bahwa kehidupanmu akan makin cemerlang dari hari ke hari sebab yang kamu lakukan adalah hal-hal positif.
Dengan begitu mudah-mudahan kamu akan makin mengenal dirimu sendiri, lalu memunculkan self-leadership (Memimpin diri sendiri), dan mampu memotivasi diri sendiri.
2. Membuat Target Yang Jelas dan Realistis
Target yang jelas dan ralistis adalah target yang dekat dengan kehidupanmu dan sesuai bakat minatmu, misal jika kamu seorang freshgraduate lalu menargetkan dapat kerja dengan gaji pertama UMR, jika kamu seorang bloger amatir lalu menargetkan setiap hari minimal dapat memposting satu artikel baru, jika kamu seorang pemain bola sekelas Ronaldo di klub top eropa lalu menargetkan gaji diatas 1 milyar sepekan dalam semusim, dll.
Target tidak realistis adalah target yang sama sekali jauh dengan kehidupanmu dan tidak sesuai bakat dan minatmu, misal jika kamu seorang bloger amatir lalu menargetkan punya platform seperti facebook dalam hitungan bulan, misal lagi jika kamu seorang freshgraduate pedidikan lalu menargetkan dapat kerja pertama di posisi manager pertambangan dengan gaji belasan juta, misal lagi jika kamu pemain bola kampung yang selalu duduk dibangku cadangan lalu menargetkan 30 gol dalam semusim di liga top eropa. dll
Intinya, dalam menentukan target, kita harus menyesuaikan kapasitas dan kualitas diri, itulah yang disebut realistis. Jika targetnya besar kamu juga harus memiliki kapasitas dan kualitas yang sesuai juga. Sederhananya, pantaskan dirimu dengan target yang kamu buat.
Tentu saja Kapasitas dan kualitas diri tidak sepenuhnya berperan sebagai penentu mutlak, sebagai orang yang beragama dan percaya adanya Tuhan, Tuhanlah penentu mutlak nasib hidup kita. Namun sebagai manusia, kita hanya bisa berdoa, berupaya, dan tawakal/berserah itu saja.
Tuhan dan target dalam hidup bisa menjadi "bahan bakar" untuk memotivasi dirimu sendiri. Tanpa Tuhan dan taget dalam hidup, kamu akan merasakan kekosongan, hampa dan terombang-ambing tanpa tujuan. Jika Tuhan dan tujuan saja tidak ada dalam hidupmu bagaimana mau memotivasi diri sendiri?
Post a Comment