Ditipu 200Juta, Youtuber Keuangan Raymond Chin Beberkan Penyebabnya
Artikel ini diadaptasi dari kisah nyata seorang youtuber financial Raymond
Chin yang ditipu orang tak dikenal sampe rugi 200 juta, sebuah angka yang tidak
kecil. Nah, dari penglaman ditipunya, dia menyampaikan ada beberapa faktor yang
membuat orang bisa ditipu dengan mudah bahkan sekelas Raymond Chin. Berikut faktor-faktor yang harus kita
waspadai untuk terhindar dari berbabgai modus penipuan
Alasan No 1 Emosi
Ya di 2022 atau bahkan sampai 5 tahun terakhir kerugian warga
indonesia itu sampai ratusan triliun hanya dari judi online, itu volumenya
sampai 100 triliun lebih! puncaknya di tahun lalu, kerugian orang Indonesia di
Judi online mencapai angka 120-an triliun! belum lagi orang yang investasi di
platform yang bahkan semuanya legal, mau di saham maupun di kpto.
90% lebih orang mengalami rugi, menurut Raymond kerugian tersebut
bukan karena mereka bodoh, tapi lebih karena mereka enggak bisa ngatur yang namanya
emosi, enggak ngerti yang namanya behavioral Finance sama emotional
intelligence dalam mengatur uang.
Orang bukan kehilangan uang karena mereka bodoh, mayoritas ya bukan karena mereka enggak ngerti investasi dan ini tuh harus nancep di pikiran kalian yang selama ini kalian mikir uang itu semuanya tetang angka, kalkulasi dan risiko, enggak bos! uang itu mau investasi, bisnis, hubungan personal, itu semuanya berhubungan dengan emosi. Bahkan ada teori di Finance namanya behavioral Finance dan korelasi emotional intelligence, yaitu kepintaran emosi kita dalam kesuksesan mendapatkan uang, mempertahankan uang dan mengembangkan uang. Mari kita bedah satu persatu.
Penyebab Orang Rugi
Sifat Pertama yang bikin orang rugi yaitu Glutommy (Emosi Kerakusan), mayoritas orang yang
pendidikan rendah biasanya gampang digiring dan diiming-imingi untuk cepat kaya,
pada dasarnya kalau misalnya orang-orang enggak pakai emosi dan pakai logika
walaupun pendidikannya rendah mereka bakal bertanya dulu dong “Oh ya Gimana
caranya tuh Oh ya teknisnya gimana?” Mereka bakal cek dulu Beneran enggak ini.
Ada korelasinya pendidikan rendah dengan membuat keputusan yang irasional, jadi kerakusan itu sifat pertama yang mayoritas manusia itu punya, yang bikin orang mudah jadi korban iklan-iklan cepat kaya. Berambisi itu boleh, rakus itu jangan!
Sifat Kedua - Pride (Kebanggaan)
Nah ini biasanya menjangkit
orang-orang yang merasa udah pintar, misalnya kalian udah pelajarin sebuah aset
udah tahu bisnisnya apa, sahamnya apa yang mau dibeli. Tanyalah investor atau kayak trader yang
paling jago sedunia, mereka walaupun udah yakin banget dengan keputusan
keuangan mereka, mereka selalu bikin ruang untuk gagal, selalu tetap analisa
risk to reward. Enggak mungkin ada investasi satu pun di dunia yang engak
mungkin rugi. ini ke manifest dalam bentuk over confident (percaya diri
berlebihan) kalian terlalu yakin sama satu hal dan versi Paling parahnya ada
namanya self attribution bias yaitu kalau misalnya kalian untung kalian
puji diri sendiri Oh iya karena gua hebat! tapi kalau kalian rugi atau ada yang
salah, tiba-tiba bilang kalo ini salahnya orang lain atau ini ada faktor
eksternal atau Oh marketnya kurang bagus.
Realitanya Kalau lu enggak angkuh, kalau lu enggak over Confident, mau rugi mau salah mau untung mau rugi, Kalian pasti bilang ini andilnya ada di Gua, bukan cuma pas bagus doang. Coba deh evaluasi diri.
Sifat Ketiga - Lust (Nafsu)
Nafsu yang bikin beda ini sama poin satu, poin satu tuh Kalian pengin semuanya jadi opportunity, dihajar, diambil, rakus, tangan cuma dua tapi kalian mau megegang empat barang.
Nafsu itu bentuknya keinginan yang tidak sehat, mau return cepat. Realitanya
orang-orang terkaya sedunia kalian hitung dan kalian reset sendirilah, bilioner-bilioner
umumnya itu butuh waktu bisa puluhan tahun, kalopun ada bilioner termuda atau tercepat,
itu tuh Cuma 0,00 sekian persen. Kalian enggak bisa jadiin itu patokan, boleh
untuk jadi mimpi tapi kalau enggak bisa menakar berdasarkan kapasitas kalian
sendiri, kalian bakal rugi!
Jadi poin penting disini yaitu kalian harus pelajarin investasi bukan sebagai cara untuk cepat Kaya. Kalian taruh duit sekian juta jadi sekian juta secara singkat, jangan mikir kayak gitu! investasi itu long term (jangka panjang) untuk mengakumulasi kekayaan.
Sifat Keempat - Envy (Iri Hati)
Jujur aja
kalian mikir baik-baik, evaluasi diri, banyak enggak keputusan kalian itu
didorong karena kalian melihat orang lain begini gua juga mau, orang begitu
gua juga mau. Orang itu kayak pamer-pamerin Oh gua punya mobil gua punya apa
kalian jadi bikin keputusan mendasarkan iri hati tersebut.
Menurut gua keputusa seperti
itu agak bodoh sih sebenarnya karena realitanya kayak gini ya, setiap
orang setiap manusia pasti cerita yang bagus-bagusnya dan apalagi netizen mereka
tuh pasti cerita dengan banyak bumbu, kalian tuh enggak bisa bandingin apa yang
mereka dapat dengan diri kalian sendiri, soalnya enggak mungkin mereka cerita
jelek-jeleknya.
Dulu bahkan yang gua paling benci itu orang-orang yang selalu ngomong yang
bagus-bagunya aja tentang suatu tawaran tapi enggak transparan dalam ngomong
yang jelek-jelenya atau resiko-resikonya, Too Good to Be True atau kebalikannya Too Bad To Be True.
Kalian tuh bisa pelajarin, ini tuh bukan teori yang susah, kalian tinggal Google behavioral Finance sama emotional intelligence, dengan mempelajari teori tersebut kalian bisa belajar banyak banget tentang bagaimana cara mengambil keputusan keuangan dengan lebih berhati-hati dan bijaksana.
Mayoritas dari kerugian masyarakat itu tuh gara-gara faktor emosional,
gara-gara kalian dibodohi atau digiring untuk membuat keputusan irasional. Tapi
gini, apakah artinya kita jangan bikin keputusan pakai hati?
Banyak orang bilang ya iya bikin keputusan pakai otak tuh bagus, dihitung
semuanya tapi kan hidup itu bukan cuma perhitungan, Lu harus ikutin kata hati. Bos
lu harus dengerin Gue, pake feeling untuk bikin keputusan itu enggak salah,
tapi Keputusan Hati harus selalu disertai sama pikiran kan.
Ada pepatahnya orang di marketing, orang tuh membeli pakai emosi! eh
tapi menjustifikasi dengan pikiran, itu kasus kalau misalnya kalian udah beli
atau udah investasi sesuatu, tapi kalau kalian belum? Ini kan untuk mencegah
kalian kehilangan uang, jadi porsi pikirannya harus lebih gede dibanding
feeling.
Kalau disimpulin, menurut gua kalian harus banyak tanya, jangan gampang percaya dan gampang digiring, pokoknya biasanya gua note apapun responnya, misalnya kalian lihat iklan, kalian evaluasi dulu apa yang gua rasain sekarang. Apa gua jadi fomo? apa gua jadi serakah? apa gua tiba-tiba jadi gegabah? apa gua pengin ini karena gua dulu ngelihat teman gua pamerin hal ini? kalau kalian sadar bahwa keputtisan-keputusan tersebut diinfluence atau dipengaruhi sama emosi, maka saran gue mundur dan stop dulu. Pikir secara rasional atau tunggu hari selanjutnya.
Karena kerugian masyarakat tuh paling banyak gara-gara orang membuat keputusan
secara emosional, kalau kalian enggak percaya tanya aja deh teman-teman kalian
dalam 1 tahun terakhir, misalnya rugi di mana dan benar-benar coba evaluasi, itu
karena dia Bodoh Apa karena dia terpancing emosi. kalau kalian sudahah master dalam skill ini, percaya deh rugi kalian pasti jauh lebih dikit karena kalian bakal
lebih skeptis, bakal lebih kalkulatif and Hopefully ini kayak mindset yang
bermanfaat mau di mana pun. Entah mau investasi saham, beli kelas atau produk
tertentu.
Post a Comment