Kenapa Harga Emas Selalu Naik Setiap Tahun? Begini Rahasianya...


Emas telah digunakan sebagai alat pertukaran dan penyimpan nilai sejak ribuan tahun lalu. Bukti arkeologis menunjukkan bahwa manusia telah memanfaatkan bongkahan emas murni sejak 40.000 SM untuk keperluan dekorasi, namun penggunaan emas sebagai alat tukar baru muncul di Kerajaan Lydia (Turki) sekitar 600–625 SM, saat Raja Croesus mencetak koin emas pertama yang diakui secara resmi

Pada masa Mesir Kuno (3.600 SM), peradaban Mesir telah mengembangkan teknik peleburan dan penempaan emas untuk perhiasan dan penyimpanan nilai. Sejak itu, emas diadopsi oleh Romawi, Byzantium, dan kemudian negara-negara Eropa sebagai standar moneter, hingga akhirnya standar emas resmi berakhir pada awal 1970-an.

Kekuatan Emas sebagai Instrumen Investasi

Emas menawarkan beberapa keunggulan fundamental yang menjadikannya instrumen investasi yang kuat. Pertama, persediaan emas di alam terbatas—tidak dapat “dicetak” seperti uang fiat—sehingga mempertahankan nilai intrinsiknya di tengah pelemahan mata uang.

Kedua, emas diakui secara universal tanpa perlu jaminan pihak ketiga, sehingga tidak mengandung risiko kredit (counterparty risk) seperti obligasi atau deposito bank

Ketiga, emas tidak terikat pada satu negara atau institusi, menjadikannya aset “tanpa batas” (borderless asset) yang dapat diperdagangkan di mana saja. Keempat, dalam jangka panjang, emas telah membuktikan daya tahan nilainya: investor yang membeli emas 20 tahun lalu melihat nilai asetnya meningkat secara signifikan, melampaui banyak aset keuangan tradisional.

Likuiditas Emas

Emas adalah salah satu komoditas paling likuid di dunia. Di pasar London OTC, rata-rata nilai perdagangan emas mencapai sekitar US$ 62,5 miliar per hari, menurut data Nasdaq yang mengelola LBMA Trade Data.

Selain itu, World Gold Council mencatat bahwa volume perdagangan emas—termasuk transaksi OTC, kontrak berjangka (futures), dan produk ETF berbasis emas—menyentuh level yang sebanding dengan banyak pasar saham global, menjadikannya aset yang mudah diuangkan kapan saja

Likuiditas ini memungkinkan investor untuk membeli atau menjual emas dalam jumlah besar tanpa menyebabkan fluktuasi harga yang signifikan, berbeda dengan aset seperti properti atau karya seni.

Stabilitas Harga Emas

Meskipun harga emas berfluktuasi dalam jangka pendek, tren jangka panjang menunjukkan kestabilan dan kenaikan nilai yang konsisten. Dalam 20 tahun terakhir, emas memberikan total imbal hasil 543 %, setara rata-rata +9,8 % per tahun, melampaui tingkat inflasi global

Bahkan sejak dilepas dari standar emas pada 1971 hingga 2019, emas mencatat rata-rata imbal hasil 10,6 % per tahun, mendekati imbal hasil saham global namun dengan volatilitas yang relatif lebih rendah

Grafik harga emas riil (inflation-adjusted) selama 100 tahun terakhir juga menunjukkan bahwa meski ada periode stagnasi, harga emas mampu kembali ke puncak-puncaknya, menandakan daya tahan nilai di berbagai kondisi ekonomi

Keamanan dan Fitur Safe Haven

Emas sering disebut sebagai safe haven karena cenderung menguat saat terjadi gejolak ekonomi atau politik. Misalnya, pada krisis keuangan global 2008, harga emas naik 25 % sementara indeks S&P 500 anjlok 38 %, mencerminkan peran emas sebagai pelindung modal

Penelitian korelasi dinamis antara return saham, obligasi, dan komoditas emas juga menunjukkan bahwa emas memiliki korelasi rendah bahkan negatif dengan aset keuangan lainnya, sehingga efektif untuk diversifikasi portofolio

Selain itu, permintaan emas oleh bank sentral, terutama di negara-negara seperti China dan India, terus meningkat, memperkuat perannya sebagai instrumen keamanan nilai dalam cadangan devisa.

Emas sebagai Pelindung Nilai dari Inflasi

Emas dikenal sebagai instrumen lindung nilai (inflation hedge) karena harga emas umumnya naik seiring kenaikan tingkat inflasi jangka panjang. Studi Tomy G. Soemapradja (2012) menemukan bahwa emas dapat berfungsi sebagai lindung-nilai inflasi optimal untuk portofolio investor berdasarkan data historis 2000–2011

Analisis Reuters juga menegaskan bahwa, meski performa emas terhadap inflasi jangka pendek bisa bervariasi, emas terbukti menjadi hedge jangka panjang yang andal, terutama saat inflasi “tak terkendali”

Selain itu, selama periode inflasi tinggi seperti awal 1980-an atau lonjakan harga komoditas, emas selalu menunjukkan apresiasi nilai yang membantu mempertahankan daya beli pemegangnya.

Harga Emas Terkini

Emas Antam (24 karat)

  • Harga Jual 1 gram: Rp 1.777.000
  • Harga Buyback 1 gram: Rp 1.627.000
  • Pecahan lainnya (0,5–1.000 gram) dapat dilihat pada sumber resmi Antam.

Emas Dunia (COMEX)

  • Spot Price per troy ounce: US$ 3.081,50 (sebagai acuan harga global)

Kesimpulan

Dengan kombinasi keunggulan fundamentalkelangkaan pasokan, likuiditas tinggi, tren kenaikan nilai jangka panjang, serta peran sebagai safe haven dan lindung nilai inflasiemas terbukti menjadi instrumen investasi yang kuat, stabil, dan aman. Bagi investor yang ingin melindungi kekayaan dari gejolak pasar dan erosi daya beli akibat inflasi, alokasi sebagian portofolio pada emas dapat meningkatkan diversifikasi dan menambah ketenangan di tengah ketidakpastian ekonomi.

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.